Rabu, 08 Juli 2015

Manusia dan Harapan

Raeni, Anak Tukang Becak Lulus Dengan IPK 3,96

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan.
Sebagai contoh, gadis 22 tahun yang memiliki nama hanya satu kata, yaitu Raeni. Nama yang sederhana, yang berarti efisien berdasarkan ilmu akuntansi. Kesederhanaan hidup dan prinsip hidup tidak neko-neko menjadi napas keseharian gadis yang pada 10 Juni 2014 lalu diwisuda sebagai lulusan dengan nilai IPK tertinggi, 3,96, di Universitas Negeri Semarang itu. Meski diantar becak, Raeni tidak malu. Mugiyono memang setiap hari mencari nafkah dengan menjadi tukang becak. Dia mangkal di Kelurahan Langenharjo, Kendal, tak jauh dari rumahnya. 
Meski dari keluarga tidak mampu, Raeni yang memiliki harapan untuk menjadi guru berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa bidikmisi ini beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4.
Selepas lulus sarjana, Raeni memiliki harapan untuk melanjutkan kuliah lagi di Inggris, ia berharap akan ada beasiswa lagi. Harapan itu terasa realistis karena jumlah penerima Bidikmisi lebih dari 50.000 per tahun. Unnes  menyalurkan setidaknya 1.850 Bidikmisi setiap tahun.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri maupun kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tidak boleh bosan untuk berdoa. Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan adalah bagian dari hidup manusia.

Referensi:


Share: